Jumat, 11 November 2011
Sebelum ngajar buat peta konsep dulu yuk
Dengan membuat peta konsep kita sebagai seoran guru akan lebih mudah mengeksplorasi ilmu dan informasi yang berhubungan dengan materi. contoh untuk membahas materi email, pasti murid kita sudah memiliki email dan mereka juga tahu bagaimana cara membuat dan menggunakan email. Akan tetapi tetap saja ada hal menarik yang belum mereka ketahui tentang email contoh kelemahan dan kelebihan email yang sudah mereka kenal.
Untuk itu perlu rasanya saya menulis artikel ini dan sedikit copas dari hasil searching untuk menambah kekuatan makna dari tulisan ini. hehehe
ok kita mulai..
1. Lakukan Brainstorming selama 10-15 menit per sesi. Ketika Central disebutkan maka konsep apa saja yang terlintas di benak dituliskan terlebih dahulu. Jangan lakukan penilaian apakah relevan atau mau diletakkan di mana.
2. Kategorisasikan/kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan hirarki konsep mana yang umum, mana yang menjadi ranting dan mana yang menjadi daun (detail).
3. Mulai layout/gambarkan konsep-konsep tersebut.
4. Tarik garis antar konsep tersebut.
5. Pergunakan warna, ikon, dan asosiasi untuk menambah cantiknya peta konsep yang dihasilkan.
Jika dicermati hanya terdapat 5 langkah sederhana seperti di atas. Tetapi di balik kesederhanaannya, peta konsep mirip bentuk dan cara kerja sel otak kita menyimpan informasi. Nucleus = Centrum, Axon = Dahan, Dendrite = Ranting, Synapse = Hubungan ke Map lainnya (kemampuan multi map).
Penggunaan warna, ritme (gambar ketebalan dahan, ranting ke daun), layout (spasial), ikon dan asosiasi (menghubungkan ikon dan analogi) untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang sudah melekat di otak membantu otak mengingat lebih baik, karena melibatkan lebih banyak panca indra, otak juga melakukan proses asimilasi pengetahuan baru terhadap pengetahuan yang sudah mengendap sebelumnya.
Setelah peta konsep itu jadi, maka kemampuan otak kanan secara visual dan holistik serta gestalt yang memicu. “Kayaknya ada yang kurang dan saya bisa tambahkan lebih lanjut”, akan meneruskan pengembangan peta tersebut. Kemampuan alami otak kanan yang random akan tersalurkan ketika ada sebuah konsep baru muncul, maka otak kiri mulai bekerja menganalisa sebaiknya diletakkan di mana.
Ketika melihat peta secara keseluruhan dari jauh maka otak kanan bekerja (seperti seseorang menilai/mengagumi lukisan) dan ketika tertarik pada suatu lokasi maka otak kiri mulai bekerja secara logis dan analitik.
Sinergis antara dua belahan otak kanan dan kiri inilah yang membuat peta konsep itu sedemikian powerfulnya. Harus sering menggunakan baru bisa merasakan manfaatnya. Karena sepintas peta konsep yang digambar secara manual berantakan tidak beraturan.
sekian...
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar